María Fernanda Espinosa adalah Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa 2018-2019, menjadi wanita keempat dan pertama dari Amerika Latin dan Karibia yang memegang posisi tersebut. Maria Fernanda, seorang akademisi, diplomat, politisi, penyair, dan ahli bahasa terkemuka, juga pernah menduduki posisi tinggi pemerintahan, termasuk sebagai Menteri Luar Negeri, Perdagangan dan Integrasi Ekuador, dan Menteri Pertahanan Nasional.

Portofolio profesional Maria Fernanda yang luas selama lebih dari tiga dekade mencakup peran di dunia akademis, LSM, organisasi internasional, dan pemerintah. Dengan studi pascasarjana di bidang ilmu sosial, antropologi, geografi, dan studi Amazon, ia telah membuktikan dirinya sebagai ahli di berbagai bidang seperti kebijakan publik, hubungan internasional, pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim, kesetaraan gender, dan hak-hak masyarakat adat.
Dia memulai karirnya bekerja dengan komunitas adat di Amazon Ekuador, dan kemudian beralih bekerja di organisasi masyarakat sipil dan akademisi. Ia mengasah keterampilannya dalam diplomasi multilateral dan urusan politik internasional, dengan peran penting di Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (UICN), di mana ia menjabat sebagai penasihat kebijakan keanekaragaman hayati dan perubahan iklim, dan kemudian sebagai direktur regional. Ia mewakili Ekuador di PBB di New York (2008-2009) dan Jenewa (2014-2017), yang berpuncak pada masa jabatan bersejarahnya sebagai Presiden Majelis Umum PBB.

Dalam perannya sebagai Menteri Luar Negeri, Perdagangan, dan Integrasi (2007-2008 dan 2017-2018) dan Menteri Pertahanan Nasional (2012-2014), beliau berperan penting dalam memimpin negosiasi internasional mengenai perubahan iklim, membangun hubungan bilateral dan multilateral. perjanjian, dan melaksanakan reformasi signifikan dalam angkatan bersenjata Ekuador, dengan penekanan kuat pada standar hak asasi manusia dan kemanusiaan.

Saat ini, Maria Fernanda terus memegang beberapa posisi berpengaruh di kancah global. Mereka termasuk Direktur Eksekutif Pemimpin Perempuan Global untuk Perubahan dan Inklusi, anggota Dewan Pengawas International Crisis Group, dan anggota Dewan Penasihat Tingkat Tinggi Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia juga merupakan Ketua Dewan Perempuan dalam Kesehatan Global dan Komisaris Komisi Dunia untuk Ekonomi Air.

Kerja keras dan kepemimpinannya yang tak kenal lelah diakui pada tahun 2019 ketika BBC memasukkannya ke dalam daftar 100 wanita paling inspiratif dan berpengaruh di seluruh dunia. Seorang ahli bahasa yang mahir, fasih berbahasa Spanyol, Prancis, dan Inggris, ia terus memberikan kontribusi signifikan terhadap diplomasi internasional dan pembangunan berkelanjutan.

This content was auto-translated using Google Translation service. Some translations may be less accurate.

Video